#LEXTRIP | BELITUNG : MENJELAJAH NEGERI LASKAR PELANGI

If you wanna see the magnificent gigantic Granitte ROCK high rise around you, you have to come and visit Belitung island.




Pada medio Maret 2016, satu pekan setelah ulang tahun saya, semesta memberikan hadiah yang pas di moment yang tepat. Harga tiket pesawat affordable, penanggalan kalender akademik libur sepekan pasca UAS. Sungguh, tak ada alasan untuk berdiam diri. Ini adalah momentum untuk menjelajah. Pilihan saya kali ini adalah sebuah pulau yang terkenal karena kisah sekelompok anak yang berjuang meraih mimpi, mereka dikenal sebagai LASKAR PELANGI. 
Destinasi liburan saya kali ini adalah Pulau BELITUNG, pulau dengan pemandangan indah serta berhiaskan ribuan batuan granit berukuran superbesar.


Liburan kali ini agak berbeda. Biasanya, sebelum pergi berlibur,saya riset,blogwalking via google, menelusuri literasi “things to do” sembari menyusun itinerary. Tapi kali ini, karena akan bepergian dalam tim, maka saya lebih easy going. Perkara itinerary, saya serahkan pada beberapa rekan  yang sudah berdomisili kurang lebih 1 tahun saat PKL di Belitung. They exactly know what to do, where to go, and how to get there; they know even better than blogger who just visit for few days and stay in the hotels.



Demikian, perjalanan kali ini tergolong tanpa rencana. Hanya tiga hal yang terlintas dalam benak saya; tiga destinasi yang harus saya kunjungi saat di Belitung nanti. Ketiga destinasi tersebut yakni :
- Pantai dengan batu granit ukuran raksasa (lokasi syuting film LASKAR PELANGI /Rainbow Troop);
-Bangunan Sekolah Dasar yang menjadi tempat ‘laskar pelangi’ menimba ilmu
-Mercusuar fenomenal peninggalan zaman Belanda di pulau Lengkuas

Target saya cukup tiga destinasi tersebut. Selebihnya biarlah menjadi kejutan menarik yang tak terpikirkan sebelumnya


Singkat kata, here’s my story saat berlibur di Belitung, Maret 2016 silam.

Saya berangkat ke Belitung dari Jakarta menggunakan pesawat Citylink pada tanggal 14 Maret 2016. Tiba di bandara H.As. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan pada pukul 08:00 WIB pagi. Suasana bandara cukup sepi. Sembari memesan mobil travel dan negoisasi harga, sempatkan diri berpose di airport sign bandara Tanjung Pandan

Selanjutnya, siang harinya langsung menuju ke kantor UPT Geofisika yang ada di Tanjung Pandan. (Kantor ini sekarang sudah tidak beroperasi lagi). Ternyata di sana saya berjumpa dengan salah satu pegawai senior, Kang Herman, yang dahulunya pernah mengikuti diklat Geofisika di Bogor. Kami bercerita sekaligus silaturahmi berkenalan dengan keluarga Kang Herman. 

Cuaca yang panas terik membuat dahaga semakin tak tertahan. Akhirnya, air kelapa muda yang ada di halaman kantor Geofisika menjadi solusi pemuas dahaga kala terik siang itu.

Setelah puas menikmati kelapa muda, petualangan berlanjut ke pantai. Semacam appetizer atau sajian pembuka, pantai yang dituju adalah spot yang tidak terlalu special. Pantai berpasir putih yang sedang pasang surut. Pantai yang saya datangi pertama ini adalah pantai Tanjung Pendam.

Pantai Tanjung Pendam terletak tak jauh dari pusat kota Belitung. Hamparan pasir putih membentang sejauh mata memandang. Bagi saya, tak ada yang spesial di pantai ini. Karena memang daya tarik pantai ini ada di kala senja, saat sunset. Kala Matahari tenggelam, hari akan berganti malam; dan jiwa-jiwa yang sedang berpetualang di kaki langit di batas Horizon akan bersukacita sembari bersenandung … whoooaa amber is the colour of your energy !. Whoaaa Shades of gold displays naturally ! (PS : ini penggalan lirik lagu ‘AMBER’ yang dipopulerkan band 311, one of my fave band)

..................

Hari selanjutnya, petualangan dimulai pukul 01 siang, karena menunggu 2 rekan yang baru tiba dari Jakarta pagi harinya. Destinasi hari ini adalah pantai Tanjung Tinggi; sebuah pantai berbatu di bagian Barat Laut Pulau Belitung.

Awalnya, saya tak tahu kalau pantai ini adalah pantai yang masuk dalam daftar “a must visit place” saya. Kami tiba di pantai ini setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan menggunakan sepeda motor. “Wowwww !”  I’m surprised for few seconds then amazed for minutes. Tetapi sebelum melangkah lebih jauh mengeksplorasi whats back there, sudah semestinya mengabadikan moment di penanda lokasi syuting film Laskar Pelangi


Selanjutnya, saya masuk lebih jauh ke pantai Tanjung Tinggi. Sebuah Tanjung dengan ratusan batuan granit yang tinggi dan berukuran raksasa. Ibarat Daud di kaki Goliath, demikian kesan pertama saat melihat bebatuan Granitte super besar tegak dihadapanku. “that’s a freakin’ Giant! A gigantic granitte Rocks I’ve never seen before!

Sungguh menakjubkan. Ini pertama kalinya saya melihat batuan Granit dengan ukuran super besar dalam jumlah yang tak sedikit. Masih menjadi pertayaan saya, bagaimana bebatuan super besar ini bisa muncul ke permukaan. Kenapa munculnya di Belitung, yang bukan merupakan daerah pertemuan lempeng tektonik? Kapan bebatuan ini muncul ke permukaan? Kenapa cuman di daerah Belitung saja yang adalah daerah intraplate  batuan ini bisa muncul? Semua pertanyaan itu terlintas begitu saja di benak saya.

Semua pertanyaan itu muncul ketika saya duduk bersilah berdiam diri di salah satu puncak batu sembari memandang barisan batuan lainnya di sekeliling saya. Sungguh sebuah panorama yang indah. Keindahan yang dibalut misteri. Misteri tentang tanya yang tak terjawab. Sore itu lepas pukul lima, saya pun beranjak pulang ke Tanjung Pandan dengan masih menyimpan tanya.


Artistic magnificent giant granite in Tanjung Tinggi


................................................

Hari berikutnya, it’s an ULTIMATE BEACH GETAWAY !

Sensasi terik matahari, pantai yang eksotik, pulau pasir yang menawan, air laut yang jernih dan segar; semua menjadi paket komplit pemanis kisah di perjalanan hari ini.

Destinasi hari ini adalah Pulau Lengkuas; pulau yang popular karena adanya mercusuar tua yang telah lama berdiri, sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia. Untuk mencapai Pulau Lengkuas, kita bisa menyewa perahu motor di pantai Tanjung Kelayang.

Pantai Tanjung Kelayang juga tak kalah indahnya. Saya sempat mengabadikan moment di Pantai Tanjung Kelayang untuk berfoto dengan background  laut dan langit yang biru serta gambaran pulau burung yang lebih berupa tumpukan batu granit dengan puncak berupa kepala burung.


Setelah negoisasi harga serta jumlah penumpang dengan bapak nelayan pemilik perahu motor, kami pun segera beranjak menuju pulau Lengkuas pada pukul 12:57 wib. Teriknya matahari tak menyurutkan niat untuk menjejakan kaki di pulau Lengkuas.

Sekali perjalanan dengan perahu motor ini juga akan sepaket dengan beberapa kegiatan lainnya. Kita diperbolehkan mengunjungi spot menarik lainnya antara lain Pulau Pasir (yang hanya muncul saat pasang surut); Pulau Kepayang (tempat budidaya Penyu). Selain mampir di pulau-pulau tersebut, kita juga diperbolehkan snorkeling di sekitar pulau Lengkuas; berinteraksi dengan ikan-ikan kecil di sekitaran karang.

Berikut beberapa foto perjalanan saya bersama rekan-rekan di hari ke tiga, pantai Tanjung kelayang, Pulau Lengkuas, Pulau Pasir, Pulau Kepayang, dan pulau Burung / pulau Garuda

   Bebas berekspresi di alam bebas; ekspresi bebas di depan kamera saat mengabadikan momen di pantai Tanjung Kelayang, Belitung.


Sedang di atas perahu motor menuju Mercusuar Pulau Lengkuas, pulau yang menjadi tujuan utama hari ini.

 First Things First, mengabadikan moment kala pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Lengkuas; tentunya dengan background Mercusuar tua yang terkenal itu.

The View from the top of the Lighthouse. All you see is a tropical beach scene of Azure Crystal Sea and gigantic granitte Rock islands. Sungguh sangat indah dan menakjubkan.


Setelah puas menikmati sajian visual dari puncak mercusuar, lanjut menikmati keindahan laut di sekitar pulau Lengkuas. 

Pulau Burung / Pulau Garuda saat dipandang dari dekat. Alam memahatnya dengan begitu indah. Perhatikan tekstur garis vertikal pada batuan granit tersebut; menimbulkan kesan seakan sebuah patung karya seni dari batu yang disajikan di alam terbuka. HOW GREAT IS OUR CREATOR.



Perhentian terakhir sebelum kembali ke pantai Tanjung Kelayang. Sebuah Pulau yang dinamakan Pulau Pasir, karena hanya berupa tumpukan pasir yang muncul ke permukaan laut saat sedang pasang surut.

Alright, that's all i could share tentang perjalanan saya mengeksplor pulau Belitung. Masih ada kisah dua hari lagi. Kisah petualangan ke destinasi wisata daerah Belitung Timur. mencicipi Kopi serta mengunjungi SD Gantong dan museum kata milik sastrawan Andrea Hirata. Kisah petualangan tersebut akan saya bagikan di lain waktu di blog saya ini.

thank you !









Comments

Popular posts from this blog

GEOSAINS : TSUNAMI FLORES 12 DESEMBER 1992

TENTANG REPTIL DAN MAMALIA (LEADERSHIP)

MY TRIP TO AN INCREDIBLY BLUE AND CRYSTAL CLEAR ‘DANAU KACO’, KERINCI