#LEXTRIP SINGAPORE | KESAN SETELAH BERKUNJUNG KE KOTA SINGA




Singapura adalah Kota Singa; demikian jika diterjemahkan secara harafiah dari bahasa Sansekerta. Singa dari kata Simha dan Pura yang berarti kota. Meski demikian, “Kota Singa” ini tidak hanya sebatas menjadi kota; lebih daripada itu, telah berhasil bertransformasi menjadi sebuah negara maju dengan modal sumber daya manusia dan inovasi.

Pada medio Maret 2018, saya berkesempatan menginjakkan kaki di negara kecil di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya tersebut. Tiga hari dua malam cukup bagi saya untuk berpetualang, menjawab tanya dan rasa penasaran akan kisah transformasi luar biasa dari sebuah negara kecil yang dahulunya negeri bekas koloni yang miskin dan tertinggal.

Seluruh dunia tahu bahwa transformasi Singapura tidak lepas dari peran alm. Lee Kuan Yew, sang Perdana Menteri yang tegas dan cerdas, jebolan Fitzwilliam College, Cambridge. Modal utamanya adalah ketegasan dan disiplin untuk melibatkan seluruh elemen warna negara. Beliau yakin dan percaya bahwa Impian dan tujuan tidak akan mungkin dicapai tanpa adanya disiplin. 

“If you want to reach your goals and dreams, you cannot do it without discipline”  - Lee Kuan Yew

Kisah tentang transformasi luar biasa Singapura ini membuat saya begitu penasaran. Apakah benar seperti yang dikisahkan di berbagai media? Apakah nilai-nilai keteraturan dan disiplin begitu masif diterapkan bahkan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah sekalipun?. Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang membuat tekad saya, suatu saat harus datang ke Singapura dan mengamati secara langsung kehidupan di sana.

Selain planning sederhana tentang when and how to get there, saya juga menentukan terlebih dahulu beberapa venue yang wajib saya datangi dan observasi secara langsung. Tentunya kompleks taman di pinggiran teluk atau Garden By The Bay menjadi a must visit place di daftar yang saya persiapkan.

Garden By the Bay merupakan komplek taman outdoor yang unik dan sangat luas; luasnya bahkan mencapai 101 hektar. Garden By The Bay ini merupakan wujud nyata dari rencana nasional untuk mentransformasi negerinya dari “Garden City” menjadi “City in a garden”.

Konsep “kota dalam sebuah taman “ ini pertama kali dicanangkan oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada rapat umum nasional (National Day Rally) tahun 2005. Tujuan awalnya agar mampu meningkatkan kualitas hidup dengan memperbanyak tanaman dan tumbuh-tumbuhan di pusat kota; sekaligus menjadi tempat rekreasi dan juga ikon nasional.

Komplek Garden By The Bay terbagi menjadi 3 garden, yakni Bay Central Garden yang luasnya 15 hektar; Bay east Garden yang luasnya 32 hektar, dan bagian terluasnya adalah Bay South Garden dengan luas 54 hektar, yang menjadi pusat seni berkebun holtikultur tropis.

Konsep keseluruhan Bay South Garden terinspirasi dari sebuah Anggrek (Orchid), yakni angrrek vanda “Miss Joaquim”. Akar anggrek menjadi bagian conservatories (Flower Dome dan Cloud Forest) yang letaknya di pinggir laut (waterfront); daun anggrek adalah lahan yang luas, tunas anggrek berupa jalan dan lorong-lorong penghubung, dan akar kedua (secondary root) berupa air, energy, dan jalur komunikasi. Semua bagian itu saling terhubung dan menjadi satu kesatuan. Supertrees adalah representasi dari pusat semuanya itu, yakni sebuah kembang anggrek cantik yang sedang mekar.

Menjejakan kaki dan melihat dengan mata kepala sembari mengetahui kisah dibaliknya menimbulkan kekaguman bagi saya. Saya paham, kekaguman setiap orang tentunya sangat subjektif dan tak bisa dipaksakan. Bagi saya pribadi, saya lebih cenderung merasa kagum akan pencapaian manusia, secara khusus pada manusia dengan kondisi serba terbatas. Kondisi yang terbatas memaksa manusia untuk berbuat lebih; berpikir lebih, bertindak lebih. Singapura adalah contoh nyata; they create and re-inventing whatever they don’t have.

Mereka menciptakan apapun yang tidak mereka punya sebelumnya. Mungkin kita bisa berkilah atau mengelak bahwa hal luar biasa yang ada di Singapura dimiliki dan dikuasai pihak asing. Singapura hanya sebagai etalase untuk memajang hasil karya bangsa lain.

Tidak banyak yang tahu, gedung megah Marina Bay Sands yang menjadi ikon Singapura adalah mahakarya arsitek Moshe Safdie, seorang arsitek berdarah Israel dan berkebangsaan Kanada. Beliau mengakui, karyanya tersebut terinspirasi dari tumpukan kartu. Gedung megah Marina Bay Sands adalah gedung kasino yang dimiliki oleh korporasi Las Vegas Sands, sebuah perusahaan property yang mengawali bisnisnya sejak tahun 1990 dan kini berkantor pusat di Nevada, Amerika Serikat.

Tidak jauh dari Marina Bay Sands, ada pohon artifisial berjumlah 18 buah dan berukuran super besar yang disebut Supertree. Pohon artifisial tersebut sungguh artistik baik saat siang apalagi ketika malam. Pohon-pohon super tersebut tersusun dari berbagai tanaman yang dikumpulkan dan ditata dalam suatu tatanan yang indah (grove). Jika ditotalkan, ada kurang lebih 162,900 tanaman yang menjadi bagian dari Supertree. Pohon artifisial tersebut dikenal dengan nama Supertree Grove. Pohon super yang super indah. Bagi saya pribadi, mungkin ide membuat pohon raksasa ini terinspirasi dari pohon Baobab di Madagaskar.

Tapi saya yakin, tidak banyak yang tahu bahwa Supetree Grove Skyway, jembatan dengan panjang 50 meter pada ketinggian 22 meter, yang menghubungkan beberapa Supetree, beserta Sound and Lightshow pada malam hari di komplek Supertree, ternyata disponsori oleh bank China, OCBC bank. Sedikit banyak, pihak OCBC Bank tentunya bersumbangsih dalam menata kawasan Supertree Grove menjadi indah dan menakjubkan.

Masih banyak hal yang membuat saya takjub; bagaimana bisa Negara kecil ini melangkah maju begitu pesat dengan modal Sumber Daya Alam yang begitu minim (jika dibandingkan dengan negeri tetangganya).

Tentunya perlu banyak referensi dan penelusuran untuk mendapatkan jawaban memuaskan. Tapi saya yakin, kunci dari semua ini adalah Keteraturan seluruh elemen masyarakat yang mau tunduk patuh pada aturan dan hokum demi kebaikan bersama. Saya yakin, Singapura dapat bertransformasi sedemikian jauh karena DISIPLIN yang sudah ditanamkan dan dicontohkan oleh mendiang almahrum Lee Kuan Yew.



*Catatan LEX
(fakta yang disajikan dirangkum dari beberapa sumber di media elektronik dalam jaringan)






Comments

Popular posts from this blog

GEOSAINS : TSUNAMI FLORES 12 DESEMBER 1992

TENTANG REPTIL DAN MAMALIA (LEADERSHIP)

MY TRIP TO AN INCREDIBLY BLUE AND CRYSTAL CLEAR ‘DANAU KACO’, KERINCI