PESTA DURIAN RINDANG DI SINDANG BELITI ULU

Minggu, 11 Juni 2017.

Akhir pekan yang sangat efektif sebagai momen refreshment, penyegaran jiwa dan raga. Menepi ke pelosok, menyepi ke sudut kota. Memanfaatkan masa off-duty sekaligus menuntaskan dahaga advonturir.

Hari ini merupakan kesempatan ke dua saya berkunjung ke dusun Tanjung Agung, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. Kali ini, tujuan cuman satu : pesta durian. Makan durian sepuasnya di kebun mertua Depit (Sahabat saya) di Sindang Beliti Ulu serta sebisa mungkin, membawa durian ke rumah di Kepahiang untuk dimakan selama sepekan nanti.


Tiga jam lamanya perjalanan dari Kepahiang menuju Sindang. Sempat ada kendala terkait stok BBM Bio Solar yang sedang kritis di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong; tapi dapat teratasi di SPBU ke 5 (Lima SPBU sebelumnya, Out of Stock).

***
Tiba di rumah mertua Depit, segera ganti pakaian dan menuju ke kebun Durian. Lama perjalanan 17 menit dari rumah mertua Depit (Jalan Kaki); melintasi kebun kopi dan karet serta menyeberangi 2 sungai. Perjalanan yang seru. Sungguh, penyegaran Jiwa dan Raga. Psikis ceria, fisik bugar.

Tiba di pondok kebun Durian, langsung tanpa bla bla bla basa basi, durian telah dipersiapkan; hasil menunggu jatuh (Masak di pohon) beberapa hari belakangan. Mertua Depit tiga hari ini menginap di pondok demi menanti durian jatuh dan mengumpulkannya di pondok.

Sambil menyantap buah durian, ibu mertua memasak kolak durian. Setelah menyantap buah durian, kami berempat (Depit, Gandi, Reza, dan saya ) menuntaskan rasa penasaran terhadap senapan berburu milik mertua depit. Duarr..duarrr... Duar.. tak ada Tupai, tak ada Monyet, buah pepaya di samping pondok jadi sasaran empuk. Sungguh, satu lagi pengalaman seru yang sangat bernilai. Praktik menembak.

Lanjut, makan kolak buatan ibu mertua. Rasa yang begitu nikmat, dengan pemanis gula merah serta kelapa. Ini pengalaman pertama saya mencicipi kolak durian di pondok di tengah puluhan batang pohon durian, si siang hari pukul 12:30 WIB ini.

Setelah itu, waktunya istirahat. Tidur lelap 30 menit di lantai 2 pondok. Bangun, makan siang telah siap. Nasi, lauk ikan hasil tangkapan di sungai, dan Tempoyak (Olahan khas dari fermentasi durian / durian basi). Sekali lagi, jamuan yang super lezat. Benar-benar refreshment yang tiada duanya.

Selesai santap siang, senda gurau canda tawa penuh keceriaan di pondok kecil ini. Pukul 14:40, waktunya pamit pulang. Perut kenyang, hati senang, tenaga pulih. Masing-masing membawa satu keranjang durian sebagai oleh-oleh. Terimakasih Bapak dan Ibu Mertua Depit. Sungguh, penglaman ini sangat berharga bagi saya pribadi. Ini pertama kalinya saya makan durian sepuas ini di tengah kebun durian ini. Sekali lagi terimakasih Pak, Bu. Agar kenangan indah ini tak mudah terlupakan, semua kisah hari ini saya abadikan dalam catatan kecil ini.



Kepahiang, 11 Juni 2017.


Alexander Felix Taufan.



DOKUMENTASI FOTO :






Comments

Popular posts from this blog

GEOSAINS : TSUNAMI FLORES 12 DESEMBER 1992

TENTANG REPTIL DAN MAMALIA (LEADERSHIP)

MY TRIP TO AN INCREDIBLY BLUE AND CRYSTAL CLEAR ‘DANAU KACO’, KERINCI